BEKASI – Herry Mendrofa, Peneliti Senior Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) menilai program tiruan seperti jaklingko belum bisa menjadi solutif untuk atasi kemacetan di Kota Bekasi, karena jika melihat Jakarta, masih dipusingkan dengan kemacetan.
“Jika Jaklingko untuk mengatasi kemacetan. Saya cenderung menyebut Jaklingko bukanlah program yang terlalu ideal, terbukti Jakarta masih mengalami kemacetan. Ini program tidak solutif”
Lebih dalam Ia menerangkan masih banyak kelemahan terkait pengadaan armada yang harisnya proposional dan akseleratif.
“Jaklingko juga memiliki banyak kelemahan misalnya pengadaan armada yang harusnya proprosional dan akseleratif, artinya ketika ini jadi kelemahan seharusnya Heri Koswara tidak perlu meniru program tersebut,”
“Sebelum jaklingko ingin diterapkan ke Kota Bekasi, Heri Koswara harus melihat dulu apakah ada urgensi soal ini, jangan asal meniru, tetapi di Kota Bekasi ini bukankah moda transportasi umum lainnya sudah mulai memadai,”
“Jaklingko ini kan sasarannya untuk masyarakat prasejahtera maka korelasinya soal subsidi, apakah Heri Koswara sudah memetakan siapa penerima subsidi tersebut, dan jaminan apa yang lebih meyakinkan jika nanti program ini dijalankan, apakah tepat sasaran,”
“Kemudian Jaklingko ini juga harus memiliki nilai profit bagi devisa daerah, bisa menguntungkan bagi pemerintah atau tidak. Mestinya Heri perlu mengadopsi program kerja yang sekiranya bisa mendatangkan benefit besar bagi pertumbuhan devisa daerah,”
“Pastikan juga apakah minat masyarakat menggunakan transportasi umum lebih tinggi atau masih rendah di Kota Bekasi. Harusnya program yang ditawarkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan bukan untuk berspekulasi,”